Kupu-Kupu Bunga
Oleh Adi Perdiana
Penghabisan siang yang jenuh tampak setengah matahari terbenam mengejar malam
Riak muka air danau berkaca-kaca dibuai cahaya yang sayangnya sebentar sirna
Hidup yang penuh misteri, datang satu hilang satu
Entah kapan ada jawabnya
Kehidupan dan Cinta
Hitam putih, merah dan darah
Betapa kehidupan dan cinta itu luar biasa, sebelum badai merusak segalanya
Mengambil kehidupan ia datangkan kematian, mengambil cinta ia sisakan kebencian.
Namun betapa gilanya aku melihatmu kembali, mengapa sekarang setelah selusin kematian dan kebencian telah membekukan perasaan
Apakah aku harus bertanya, Kepadamu haruskah aku kembali jatuh cinta?
kemungkinan ataukah kenyataan siapa berhak putuskan
Namun ingatkah kamu ‘tika sajak pertama itu kusampaikan
Aku ingat, apakah sama halnya denganmu
Ingatkah kamu betapa sejuk hembusan angin yang menerpa rambut itu kutuliskan
Ingatkah kamu tawa bocah-bocah kecil itu beradu yang sungguh menggelikan
Ingatkah kamu bagaimana kupu-kupu yang terbang mengitari bunga-bunga indah itu kugambarkan
Dan ingatkah kamu tentang kisah pemuda itu berhasil melelehkan hatinya yang telah membeku
Dan
Kepadamu haruskah aku kembali jatuh cinta
Baca Juga Merah