Kumpulan Puisi Michael Djayadi
Biji Mataku
Oleh Michael Djayadi
Kau biji mataku
dipungut waktu
lalu
susut
jadi mata jendela
menghadap berandaku
tiap
minggu.
Kau biji mataku
memandangiku
tiap waktu
hingga aku lupa
mana minggu
mana matamu.
Di Kolam Renang
Oleh Michael Djayadi
Dari dalam bola matamu
aku melihat kolam renang
yang bukan seperti kolam renang.
Di sana ada yang berhasil mencuri lidahku
dari semua kolam renang yang pernah
aku cicipi tawar airnya yang penuh kaporit.
Di sana pula ada yang dengan cakap
mencari dan mencairkan perhatianku
ia tak pernah aku temukan pada semua
kolam renang yang selalu aku kunjungi
seusai berpanas-panasan di bawah terik bulu mata mereka.
Dan di kolam renangmu itu
aku temukan diriku yang tak bisa menolongku
berenang dan mengangkat aku dari dalamnya
—aku tenggelam.
Kota Keselamatan
Oleh Michael Djayadi
Kamis sore aku melepaskan hatiku sebagai
dadu taruhan yang dibelah dua
untuk mencoba peruntunganku di kota ini.
Siapa tahu keselamatan besar kumenangkan
hari ini.
Di meja besar berwarna merah darah
yang mereka gelar di pusat kota
aku habiskan hatiku dengan mengocok
setengah dadu berjumlah dua buah itu
—masing-masingnya bermata ganjil.
Aku bertaruh hanya untuk mengembalikan dua buah
dadu itu menjadi hatiku yang utuh sebelum
aku dengan polosnya percaya bahwa
keselamatan ada di kota ini.
Kamis malam aku mengambil hatiku kembali
setelah menang melawan tuhan-tuhan
dalam kota keselamatan ini.
Mulai sekarang dan untuk selamanya
aku tak percaya pada keselamatan
yang diciptakan oleh siapa pun
selain pada diri sendiri.
Baca Juga Harakat Kehidupan